Rabu, April 29, 2009

Kebaikan Kecil, Namun Sangat Bermakna


Suatu sore, di Basement Pusat Perbelanjaan di Jogjakarta

Wanita ini memakai blouse satin putih, dengan rok model pensil hitam berantai emas dipinggang, sungguh terlihat elegan, rambutnya panjang agak burgundy melewati bahu. Mata birunya samar terlihat karena dia membubuhkan eye-liner gelap.

Ditangannya teruntai gelang sewarna bumi yang sangat mencolok diatas kulitnya yang putih dan licin. Kukunya dihias sedemikian rupa. Sangat cantik. Jika dia melambaikan tangan sedikit saja, tak diragukan, setiap lelaki didepan situ, dijamin pingsan karena kecantikannya.

However, segala pandangan elegan, sophisticated, high-class, tak tersentuh, serta angkuh, seketika itu runtuh dipikiran ku. Dimana dengan tanpa merasa hina, melalui jemari ningratnya, wanita ini membantu mengangkat troli seorang tua yang sedang kesulitan menaiki tangga. Bahkan, troli itu kotor, besinya coklat dan berkarat. Ternganga, aku beku dan terpaku.

Kebaikan diatas, adalah kebaikan sederhana yang sangat samar (jarang diperdulikan) yang dilakukan oleh pelaku kehidupan yang juga samar (yang sama sekali tak perduli, apakah ada orang lain yang akan sadar atas kebaikan yang baru saja mereka perbuat).

Almarhum Bapak ku pernah bilang, bahwa yang dimaksud dengan sholeh itu adalah segala kebaikan, kebenaran dan ibadah yang bisa diaplikasikan langsung ke publik sehingga manfaatnya dapat dirasakan untuk kebersamaan.

Jadi, jika kamu beribadah sendiri, itu baik. Tapi lebih baik lagi jika kamu mengamalkannya sehingga kamu dapat berguna untuk orang lain. Dan akan sangat baik sekali jika dilakukan tanpa disadari oleh orang lain. Kurang lebih begitu. (waow, sulit)

Nah, aku baru menyaksikan sebagian kecil “kesalehan” itu dengan mata kepala ku sendiri. Dan perasaan yang aku rasakan saat itu sebenarnya malah bukanlah sesuatu hal yang terasa bungah (baca:senang) ataupun excited.

Kebalikannya, aku merasa kalo aku benar-benar sedih. Aku malu. Aku seolah terbantahkan. Aku bagai terlempar tak berguna ke sudut paling gelap dan sepi. Karena aku nggak merasa pernah melakukan kebaikan sederhana namun bermakna seperti itu.

Aku (baca : kita) terbiasa hidup dalam komunitas yang memerlukan kehinaan saudaranya sendiri untuk mendapatkan kejayaan. (bukankah begitu teman..?) Yang juga membutuhkan kehancuran sesama manusia didalamnya untuk memperoleh sesuatu yang kami kira: kehormatan.

Sehingga apapun bentuk kebaikan yang terwujud adalah bukan merupakan suatu kebaikan murni tersembunyi yang terasa begitu indah dan menyejukkan seperti tadi.

Mengutip kata Almarhum Cak Nurcholis Madjid : di Indonesia, “kebaikan” sukar berdiri sendiri dan murni sebagai kebaikan itu sendiri. Kebaikan selalu “dalam rangka”, “dalam pamrih”, “dalam niat-niat” lain yang tersembunyi, yang belum tentu bersifat baik.

(sigh…..) Sangat sedikit orang-orang di Indonesia yang mampu mengimplementasikan wujud keimanan dan kesalehan dalam kehidupan sehari-hari.

Kerongkoangan ku tercekat, semakin tercekat. Aku nggak perduli lagi aku ada dimana. Rasa malu ini sungguh menyesakkan dada. Memekakkan telinga. Melemaskan tenaga.

Hujan semakin deras dan keras. Segala istigfar dan airmataku ikut terbawa bulir-bulir air yang entah datang darimana. Air itu mungkin kepanjangan tangan dari langit, well, bisa jadi milik malaikat yang mengasihani ku saat itu. Ah, maafkan, maafkan hamba yang khilaf dari segala kebesaran-Mu, Tuhanku.

46 komentar:

black_id mengatakan...

perbuatan ringan yang membuahkan makna yang dalam,,,namun tidak smua orang mampu melakukannya...

dwina mengatakan...

hmmmm narik nafas setelah membacanya mbak. kadang kita lupa kalo kita hidup bermasyarakat kalo disekeliling kita juga ada manusia yang juga seperti kita.
terima kasih telah mengingatkan. bersama-sama kita berusaha memanusiakan manusia ya mbak

salam kenal dan salm persahabatan

sibaho way mengatakan...

orang beribadah agar baik atau orang baik untuk beribadah :)

lindatin mengatakan...

sesederhana itu... tapi kayaknya berat banget.
curhat colongan - kadang aku pribadi merasa serba salah, waktu dikantor aku buangin plastik bekas makanan teman, eeeh dia bilang...udah sih biarin aja kan ada tukang sapu, kasian donk tukang sapu gak ada kerjaan...padahal maksud aku buat ngasih contoh ke dia, eeeh malah dapet ceramah kayaj gitu.

irma mengatakan...

kebaikan yang simple dan terlihat sangat sederhana y mba,tapi dilakukan dengan tulus meskipun hanya membantu seorang tua mengangkat trolinya sungguh bernilai. Intinya mungkin pada hati kita y mba....apapun bentuk kebaikannya entah kebaikan yg besar atau kecil,hakikatny ada pada hati kita.Dilakukan dengan hati yg tulus maka akan menyentuh hati.....( kebaikannya tersampaikan ) nyambung gak sih mba..? hehe...

eri-communicator mengatakan...

kebaikan kecil sangat bermakna begitu pula sebaliknya kejahatan kecil akan berarti besar bagi reputasi kita.

newsoul mengatakan...

Mbak, katanya, ibadah fardhu aja ada fardhu 'ain dan fardhu kifayah. Nah yang lebih bermanfaat dan barokah bagi orang banyak kan yang fardhu kifayah td. Kalau setiap orang cm ingin sholat utk memenuhi kewajibannya sbg insan, tanpa begitu memperdulikan kewajiban pada sesama, jadi kurang bermakna ya. Good posting, sy sering ketemu sosok yg begitu. Biasanya yg congkak malah yg jelek, atau OKB. Heheeh, just kidding ya.

wieda mengatakan...

yup kadang manusia menghalalkan apa saja untuk mencapai tujuan hidup nya....
lupa berbuat baik...ato berbuat baik dengan pamrih.
padahal klo tangan kanan kita memberi usahakan jangan sampai tangan kiri kita tahu....wuihhhh segitu berat kan?
(jadi inget crita2 ttg caleg di Indonesia yg "nyumbang" kemana mana tapi waktu tak terpilih seluruh sumbangannya diminta lagi.......)

anak nelayan mengatakan...

sholeh itu adalah segala kebaikan, kebenaran dan ibadah yang bisa diaplikasikan langsung ke publik sehingga manfaatnya dapat dirasakan untuk kebersamaan.

trimatra mengatakan...

suritauladan bluse putih, sering kita melihat kebaikan yg di lakukan seseorang namun hanya hati dan jiwa yang bersih yang mampu menangkap hikmahnya...
4 jari jempol buat artikel ini. (2 jari tangan + 2 jempol kaki)

ana mengatakan...

Subhanallah... lagi2, mbak menjentik dengan bahasa yang luar biasa. Chicken soup yang ingin aku pelajari ada di sini, makasih ilmunya :) sehijau warna daun tuh mbak yah...??

^3^ mengatakan...

nice post mbak , pembelajaran dari si blouse putih buat aku...

mocca_chi mengatakan...

yg kecil malah kadang lewat, jadi malu sih hehehe

nice post mbak ^ ^

Fanda mengatakan...

Thanks sdh sharing ya! Ayo kita sama2 lebih perhatian pada lingkungan sekitar kita. Kalo kita ke tempat umum, misalnya dan masuk/keluar lewat pintu kaca yg berat, apa kita mendorong pintu, melangkah masuk, dan membiarkan saja pintu itu (toh nanti nutup sendiri), ataukah kita menahan sebentar, menoleh ke belakang apa ada org di belakang kita yg mau masuk/keluar jg, dan menahan pintu itu spy mrk bisa lewat?

Kalo kita sering melakukan yg kecil2 begini, kita akan lebih peka thd sekeliling kita.

Ayo kita coba!!

Guest mengatakan...

@black_id : yup, itu dia..
@dwina ; sama2 Dwina,
@sibaho; mmm..jgn beribadah kalo hanya ingin jd org baik, konteks ibadah bukan hanya itu..jd orag baik, tapi hati tdk baik itu juga bukan hal yg baik kan..thns komennya.. :)

Tisti mengatakan...

@black_id ; setuju sama kamu :)
@ Dwina : sama2 Dwin, makasih jg komennya..
@ Sibaho ; mmm..jgn beribadah kalo cuma ingin jd org baik, pemahaman ibadah kyknya bkn cuma itu. Jadi org baik, tp hati tidak baik juga bukan suatu hal yg baik kan.. ;)

Tisti mengatakan...

@Lindatin ; hehehe, aku jg pernah diomongin gitu sama temanku..
@Irma ; iya bener banget Ir, nyambung banget kok komennya ;)
Eri ; setujuuuuu

inuel mengatakan...

pelajaran buat kita semua,,semoga kita selalu rendah hati kepa siapa saja,meskipun sudah kaya raya,tapi kita tetaplah manusia,hanya keimanan yang membedakan harkat dan martabat kita,,
jiaaaaaaaaaahhhhhhh,,ngemeng apa'an ce Inuel ni,,sok bangeeeettttttt!wehehehehe

reni mengatakan...

Mbak, makasih banget sudah mengingatkan lewat sharingnya ini.
Perbuatan baik, sekecil apapun tetaplah berarti besar.
Lebih hebat lagi, perbuatan baik, walau sekedil apapun, mampu mengingatkan dan menggerakkan orang lain utk juga berbuat baik.
Sharing cerita ini misalnya hehehe

suryaden mengatakan...

sebenarnya berbuat baik itu lebih ringan dan tidak perlu persiapan yang banyak, murni naluriah serta tiba-tiba saja, jika memang sudah terpatri dan terlatih dengan baik... tapi memang kadang banyak lupanya...

sofia mengatakan...

sering juga kebaikan itu disalahartikan orang :)

tisti mengatakan...

jiaaaaaaahh..inuel kereennnnnn!!!.. ;)

tisti mengatakan...

iya , makasih ya mbk :)

tisti mengatakan...

na, itu dia..kang..!
kadang bnyk 'pura2 lupanya'..ketimbang inget nya...
semoga kita selalu diingatkan utk senantiasa berbuat dlm kebaikan, sekecil apapun itu...

tisti mengatakan...

namanya di kasih hati minta rempela..ya Sof ;)

tisti mengatakan...

makaih say...

tisti mengatakan...

@ Newsoul; iyaaa..biasanya saya jg selalu ketemu ama yg model angkuh dan congkak itu.., baru kemaren saya terpaku melihat keindahan bukan hanya fisik dan balutan pakainannya saja tp jg keindahan perilaku danhatinya.. thnx mbk udah sharing :)

tisti mengatakan...

@ Wieda; setuju sama mbk wieda... makanya mbk aku gak mau jd caleg (hehehe)..takut gak kuat mental! hahaha

@Anak Nelayan ; betuull..

attayaya mengatakan...

pengamalan itu sangat penting
berbuat baiklah selalu, begitulah kita diajarkan

buwel mengatakan...

iya nih...Aku juga jarang bermasyarakat...asyik dgn ngeblog...makasih ya....

JengSri mengatakan...

Niceposting mbak tisti. serasa buat penyegaran rohani. Salam dari jengsri :)

bunda mengatakan...

semua itu berasal dari pendidikan dalam keluarga kok mbak..jika sejak kecil sudah dilatih oleh orangtua dgn keteladanan, insya Allah hal2 yg oleh orang lain dianggap remeh tidak menjadi suatu hal yg memberatkan.. ya kan?

ika mengatakan...

Tisti... keindahan selalu muncul dari hati..dan itu tidak bisa dibuat2. itu melekat dari budi pekerti..
sayangnya sekarang nggak ada pelajaran budi pekerti lagi ya

ana mengatakan...

Mbak, kita buat klub buku online mau...??? sementara, saya sedang mengumpulkan 3-5 orang. Mbak korban ke 5 penawaran saya...

sinta mengatakan...

makasih mbak tisti :)

angga mengatakan...

waw..nice posting.

amalia mengatakan...

pelajaran yang langsung akan lebih mengena dari pada setumpuk teori yang kosong tak teramalkan...
kisah yang menyentuh, kulit tak ragu kotor bila sdh menjadi bagian dari diri... dagu tak perlu mendongak bila bukan pencarian identitas..
Tisti.. matamu begitu jeli menangkap sinar-Nya yg begitu lembut...
Maturnuwun... kisahnya

advintro mengatakan...

jangan sering ais ya, Mba....

Ceznez mengatakan...

wah... pandai mengambil hikmah dari yg dilihat ibu ini... hmmm.. do'akan saya biar jadi org yg sholeh ya bu? :)

بوويل mengatakan...

pengi mbaca lagi ajah....

waluyo mengatakan...

cerita yang menyentuh hati.....
sangat sayang jika hanya menyentuh saja, aku usahakan menggerakkan keangkuhan diri ini supaya tidak terjebak dalam iman imajiner belaka.....makasih.....

ajeng's Blog mengatakan...

Tarik napas dalam2 mbak setelah baca. Sudahkah saya?
Terima kasih mbak untuk sharingnya..

vie_three mengatakan...

bahkan gak hanya mbak ajah yg merasa terpukul, aq atau mungkin semua para pembaca disini merasakan hal yg sama seperti yg mbak rasakan.......
setelah baca postingan ini aq merenung sejenak, apa yg selama ini sudah kuperbuat????

ajeng mengatakan...

Mbak..Apa kabar? Kemana saja selama ini?

azarre mengatakan...

Wahh dengan tampilan seperti itu emank saya yang baca aja gak terfikir kali sense kepeduliannya bisa sampai pada taraf seperti itu... Sebuah teguran manis untuk menyadarkan kita...

setetes.embunpagi mengatakan...

lg2 jgn judge org dr tampilan luarny.. siapa tau qt lbh hina dr org pandang sebelah mata...

ya Rabb smoga kami bs lebih peka thdp sesama..smoga byk hal2 baik yg dpt qt berikn..sekecil dan sesederhana apapun..

Posting Komentar

Tulislah komentar, walau hanya satu kata....
^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Followers

©2009 Tisti Rabbani | by TRB