Close the door. Write with no one looking over your shoulder. Don't try to figure out what other people want to hear from you; figure out what you have to say. It's the one and only thing you have to offer. -Barbara Kingsolver-
Aku jadi teringat, Imam Ali menegaskan agar kita mengikat ilmu dengan menuliskannya. Karena itu, menulis merupakan kegiatan hidup yang amat bernilai tinggi dan mulia. Sebab dengan menulis, hidup kita akan terasa lebih berarti.
Bagaimana nggak berarti? untuk menulis dengan baik, kita memerlukan kemampuan untuk bisa menambahkan ’a more value‘ into the life itself lalu nggak lupa menganalisa bagaimana awal terjadinya, bagaimana pola frekuensi kejadiannya, garis merah/hikmah apa yang bisa kita ambil dari sana dsb dsb.
Tanpa kita sadari, menulis (selain berbuah bacaan yang sukur-sukur menginspirasi orang lain) akan menimbulkan sebuah sensasi tersendiri yang membangkitkan kesadaran diri, juga keberanian berfikir yang dapat menajamkan intuisi serta memberi ruang (seizing the gap) untuk mengasah ketinggian jiwa kita.
Maka menuliskan kebermaknaan hidup, bagi saya, menjadi hal utama sebelum kita nantinya nggak mampu lagi menjalani hari sama sekali (baca: mati!). Yeah walaupun sedikit, hidup setidaknya harus memiliki nilai dan arti, at least buat diri sendiri.
Lagian nyenengin juga kalee, kalo ada stranger yang baca tulisan kita, dan pada akhirnya (dengan ikhlasnya) bilang: "Tulisanmu memang benar2 hell crazy but it's so damn right. Tertutur jelas dan dekat dengan kenyataan. Menginspirasiku". Hohoho bisa mati kenarsisan kita!
Well pokoknya, saat kau melihat sesuatu yang tidak biasa dan tidak puas hanya dengan melihatnya. Kau harus menulis tentang hal itu. Lagipula ada pepatah yang bilang, ”Semua akan sirna, hilang, kecuali yang ditulis”. Bagi saya, menulis adalah sesuatu hal yang indah (beauty) and beauty is really worth preserving.
ah, inspirasi ...sudah terlalu lama kau pergi..
lalu, diksi... merinaikah bersama sepi...?