Rabu, Oktober 14, 2009

Tentang Asemnya Hati dan Realitas


Menilik dari judulnya saja, sudah pasti pembaca yang budiman semua akan bermuka wiron (baca: kusut) lalu berkomentar, "Maksutnyaaa??!!"

Well of course, tulisan ini dibuat saat diriku lagi asem-asemnya... makanya rada-rada mekso..


Sebenernya sih nggak gitu juga, jadi gini loh.., disaat bingung mau nulis apa, eh ternyata ada orang yang memberi "penyulut ide" sekaligus "judul" blog ini.
Dan abrakadabra.... jadilah postingan ini... (-_-)


Hari ini aku belajar tentang sebuah hal, yaitu bahwasanya......Kekecewaan hati itu sebenarnya bisa diramal, atau bahasa teknisnya bisa di prediksi, atau konyolnya mungkin bisa dipesan jauh jauh hari jika mau sebelum 'dia' benar2 datang.

Dan hebatnya lagi, ternyata, prediksi itulah satu-satunya penawar sakit hati kita..


Karena itu, makanya, kita harus jujur sama hati kita sendiri.. karena faktanya, hati punya sensitifitas yang sangat kuat.. begitu kuat hingga kita hanyut dan gak perduli sama kebenarannya..


Intinya, seruwet apapun yang namanya benang, tetep aja bisa di urai kok..
makanya aku tetep aja so cool seperti sekarang ini…(walau hati lagi asem se-asem cuka..)


Tapi yaaa, next time.. aku.. harus lebih aware sama apa kata hati kita..


Sekarang kalo aku inget kejadian itu, aku cuma nyengir..
"ya salahku juga sih.. kenapa maksa harus dijalani.."
sehingga dengan berkata seperti itu,
masalahnya jadi kerasa nggak begitu berat..


Aku jadi inget some quotation by Charles A. Beard: When it’s dark enough, you can see the stars.. artinya: musti di-pait-in dulu baru bisa berfilosofi (itulah dirikuh…)


So, balik lagi ke konteks awal...bahwa ternyata, dengan mendengarkan hati, kita jadi bisa lebih memaknai hidup..

Sekaligus percaya….that something or somebody out there really rules..


*di sebuah sunyi paling kering, kau kirim nyanyi langit.....
aku menari, menyerentaki gerak bumi.


** Perasaan rawan hanya sendawa dalam kehidupan...selepas parade senja pulang, perasaan itu juga akan hilang..


33 komentar:

hari Lazuardi mengatakan...

wah nomor setunggal nih diriku..
cool and nyengir memang membuat jadi adem..
tapi ga pakai ayem loh..

:}

yansDalamJeda mengatakan...

mendengarkan hati, barangkali ada rasa yang mulai tak terdengar.
smoga semakin cerah, secerah template baru!

ateh75 mengatakan...

semoga dengan mendengarkan hati hidup lebih bermakna,dari pada mengikuti kata hati kadang kita terjebak ....

*semoga hatimu yg lagi asem segera menjadi manis hehe

namaku wendy mengatakan...

kalo cuka ma kethek aseman mana mbak huehehe biar tambah kusut deh tu dkasi pertanyaan begitu:p

namaku wendy mengatakan...

pinjem corong tetangga biar makin dapat mendengar dengan jelas ^_^
selamat pagi embaaakkk jangan kusut lagi yah *sodorin setrikaan*

Kabasaran Soultan mengatakan...

Renungannya mantap ...
Dibalik gelap tetap ada celah cahaya
Dibalik duka tetap ada celah suka
Sepanjang syukur selalu melatarbelakangi semuanya.

btw : Rumah barunya bagus lho ... makin betah ngadem disini.
wakakaa

Unknown mengatakan...

template baruuuuuuuuu

Unknown mengatakan...

lg asem ya say?
smoga cepet slesai asemnya n berganti mjd maniiss

Zahra Lathifa mengatakan...

asem kalo asemnya asinan enak mbak...hehe! semoga abis curhat disini, semuanya jadi kerasa plong!! lepasin aja mbak....get ur life dear :)

ellysuryani mengatakan...

Postingan mantap. Ya dengarkan hati, hati nurani, kita tidak akan kecewa. Semoga sekarang sudah ceria lagi ya mbak Tisti.

bening mengatakan...

sedikit merasa asem juga sih pas baca postinganmu bug, soale aku juga lagi mengalami hal yg sama, memaksakan sesuatu yg jelas-jelas bisa bikin..........
gpp deh, itung2 buat pengalaman he he he..

BrenciA KerenS mengatakan...

perenungan yang bagus mbak,...

mendengarkan kata hati, sulit ya..nayris terdengar dengan suara kepala kita. Mkanay mesti bijak mendengarnya..

A. Hermana mengatakan...

assalamualaikum,
gmana kbrnya mbak?
senang sekali bisa berkunjung kembali. rumahnya makin adem, meski judul postingannya tentang yg asem-asem.
cukup sulit ketika mencoba mendengarkan hati, sebab untuk sampai ke dalamnya perlu pemaknaan yang dalam
salam

ceritatugu mengatakan...

mendengarkan hati,betul hati itu ngga pernah bohong

ivan kavalera mengatakan...

about Acetic of Liver and Reality?

lilliperry mengatakan...

napa e mbak..? *sok care* :D

namaku wendy mengatakan...

wehhh omahe anyar apik yu, mbok aku dbikinkan sekalian to hehehe

kira mengatakan...

nice

Fanda mengatakan...

Halo mbak Tisti, masih asem gak sekarang? Mau yg cool? Mampir ke blogku dong...

none mengatakan...

hemm... *angguk-angguk*
mbak Tisti bener nih, harus ngerasain dulu baru bisa mengeluarkan kalimat penenang bagi diri sendiri dan orang lain. experience is the best teacher, right??

mocca_chi mengatakan...

setujuh mbak, sebenrnya kadang kita tau klo kita belok kanan akan nemu anjing galak,tpi bodohnya tetep belok kanan *ga nyambung*

DUNIA POLAR mengatakan...

tp kan itu bisa d jadiin pelajarn yg bearti :D

NURA mengatakan...

salam sobat
wah mantap banget mba,,,kesannya
mendengarkan hati dapat memaknai hidup.
jadi semua masalah hidup ini ngga terasa berat mba..

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

woaahh, istimewahh.. benar-benar mencerahkan..
"When it’s dark enough, you can see the stars.." hmm.. berarti benar ya mbak, utk menjadi lebih baik dlm proses hidup, jalan sukarlah yg ada di depan kita?
makasih sdh berbagi satu hal indah, mbak tisti..

Zico Alviandri mengatakan...

Yup, dengarkan apa kata hati. Tapi supaya hati kita berkata benar, kita perlu juga menjaga hati supaya tetap bersih dan tidak dikotori oleh dosa. nice posting :)

reni mengatakan...

Sering sekali aku mendengarkan nasehat bahwa kita harus mendengarkan kata hati karena hati seringkali tak bisa menipu......

reni mengatakan...

BTW.., meskipun sedang asem bin kecut, ternyata bisa nulis postingan yang enak dibaca, mbak.
Ohya, aku suka sekali dengan tulisan mbak yang paling bawah... Keren banget...

reni mengatakan...

Satu lagi..., kok sekarang jarang update ya mbak..? SIbuk dg pekerjaan ya ? ^_^

isti mengatakan...

hati memiliki sensitivitas yang kuat, tp kadang kebenarannya tertutupi oleh ambisi/keinginan pribadi...

TRIMATRA mengatakan...

ternyata hidup itu jadi penuh bermakna saat mengunjungi sahabat2 sejati....

"sregep silaturahmi" jika ingin mencari penawar hati mbak....

-3- mengatakan...

ssttttt....*ndengerin hati

Unknown mengatakan...

kirain asam apa. btw, wiron tuh kusut ya?

busana muslim mengatakan...

sebenarnya lebih banyak dari kita hanya terfokus pada masalah yg sedang kita hadapi hanya sedikit orang yg bisa fokus pada solusi apa yg terbaik untuk masalah kita saat ini. makanya kadang kehidupan kita jadi lebih asam daripada kecutnya asam jawa karena kita hanya fokus pada masalah

Posting Komentar

Tulislah komentar, walau hanya satu kata....
^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Followers

©2009 Tisti Rabbani | by TRB