Kamis, September 03, 2009

Jangan Lumpuhkan Nuranimu, kawan...


Sebuah pesan masuk dalam inbox di Fb ku, kemarin :
"Tindakan yang dapat merusak moral manusia adalah tindakan2 tak bermartabat, yang di lakukan tanpa berpedoman pada kehalusan budi pekerti serta tanpa di landasi kesadaran individual yang tinggi"

Entah kenapa otakku langsung berputar secara konstan dengan frekwensi yg teratur dlm periodik tertentu (halah!! bahasanya..!) lalu menghubung2kan pesan dari temanku tadi dengan kejadian2 yang marak berlaku di masyarakat Indonesia sekarang ini.

Pelecehan satu golongan dengan golongan lain. Menyerukan aspirasi yang kebablasan dan berujung fitnahisasi yang berlebihan. Menyuarakan suara rakyat yang pada dasarnya tak mengerti apa maksudnya. Menuntut pada penguasa perbaikan sana sini tanpa peduli bahwa pemerintah punya bertumpuk2 masalah yang harus segera di benahi satu persatu. Merasa dirinya paling benar dan bermartabat, hingga berpikir dia lah yang pantas memimpin negeri ini. Hingga, jalan melawan hukum agar bisa mencapai tujuan tertentu.

Lalu, aku jadi teringat dengan kejadian tahun 1998. Ketika aku berada di tengah2 kerumunan orang yang memakai jaket almamater. Saat itu merasa bangga, karena telah menjadi bagian dari sebuah reformasi bangsa. Tak peduli mata yang perih berhari2 akibat semprotan gas air mata. Berlari2 dari kejaran aparat yang memakai baju ala 'Robocops'. Hanya demi satu tujuan, perubahan yang lebih baik di negeri tercinta ini.

Akhirnya, apa yang kita dapat? Hilangnya Timor Timur dari NKRI, penjualan berbagai aset negara dll. Kemana teman2 'seperjuangan' pada waktu itu - yang sekarang telah menjadi anggota dewan yang terhormat? Kemana suara2 lantangnya yang dulu bak auman singa kelaparan di tengah hutan. .? Suatu kesia2an yang begitu menggelikan bahkan mungkin menyedihkan. Ah, begitu naif rasanya diriku ....

Aku, mencintai negeri ini dengan segenap jiwa raga. Tapi aku juga berfikir, mungkin bangsa kita kena kutuk. Kena kutuk, akibat terlalu banyak perilaku kebinatangan yang di lakukan oleh sang manusia yang notabene 'makhluk Tuhan' yang di gembar gemborkan paling mulia.

Contoh globalnya gini deh, lihat saja reaksi dan bentukan sikap egois nan brutal suatu golongan atau masyarakat manusia yang sedang berhadapan dengan golongan atau masyarakat manusia yang lain, yang asing yang belum di kenalnya atau yang mana ia tak mau (atau malas) mengenalnya.
Sikap demikian, sama sekali nggak patut di jadikan contoh oleh suatu bangsa atau individu (bahkan oknum) sekalipun.

Meskipun era modern membawa kebaikan untuk manusia, namun secara paradoks, umat manusia itu sendiri berada dalam 'highly ultimate danger', selama orang hidup tidak sebagai manusia, tetapi sebagai binatang.
Mungkin, kegelapan di Indonesia bisa disebabkan oleh sistem struktur sosial yang memberi peluang bagi beragamnya tindakan kekerasan terhadap kemanusiaan.

Jadi teringat kata2 dari bapakku dulu, bahwa perikemanusiaan, atau kasih, atau apalah namanya, memang sepintas tampak lemah tapi kalau kita bisa memanfaatkan energi yang tersimpan di baliknya, kelemahan itu bisa berevolusi dan menjadikan kita individu yang sangat kuat.

Ingat, sempurnanya tubuh nggak pernah menjadikan jaminan atas sempurnanya jiwa. Namun bagaimana kita mau menyempurnakan jiwa kalau nggak tertinggal sedikitpun rasa perikemanusiaan di dalamnya???
Well, belum ada yang mampu menjawab tantangan ini.




*Kawan, jadi, beranikah kau berperang melawan diri mu sendiri untuk mengurangi sikap 'gegabah' kepada orang lain. Sanggupkah kau mengalahkan obsesi kehidupanmu sendiri untuk merintis peperangan2 yang at least lebih punya harga diri dan terhormat di mata orang2 terdekatmu?
Kawan, mulailah meruntuhkan tembok2 kebanggaan terhadap sifat 'merasa diri paling benar' yang kau miliki. Dan mulailah belajar mengeluarkan kata kata yang lebih bijak.


**Apapun jalan yang kita tempuh, apapun 'peperangan' yang berkecamuk dalam diri, selalu ada pilihan. Pilihan itulah yang membuat 'siapa diri kita sebenarnya'. Semoga selalu dapat memilih untuk melakukan apa yang benar....

76 komentar:

A. Hermana mengatakan...

assalamualiakum,
menarik sekali mbak sharingnya.stuju mbak , dengan pendapat bapaknya. sip lah.
wassalam

ateh75 mengatakan...

test dulu ah..sebelum baca..(^_^)

ateh75 mengatakan...

Suatu pertanda hari akhir zaman sudah tiba,kemaksiatan demi kemaksiatan sudah menjadi tuntunan dan para pemuka agama justru menjadi tontonan,akhirnya keberkahan untuk negarapun sudah tertutup,yg ada hanyalah nafsu2 syaithoniah yg bertengger.Semoga dgn budi pekerti kita saling menghargai satu sama lain...

* met puasa mbak...

Kabasaran Soultan mengatakan...

Duh ..Indah sekali tausiahnya ... cerah dihati .

Jika : Kekayaan tanpa kerja, kenikmatan tanpa nurani, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moralitas, ilmu tanpa Kemanusiaan, ibadah tanpa pengorbanan dan politik tanpa prinsip maka bersiap-siaplah menerima kehancuran. Manusia tidak bisa melakuk...an hal yang benar disatu sisi kehidupannya sementara disisi lainnya ia melakukan hal yang salah. Hidup adalah kesatuan yang tak terbagi-bagi. ( Mahatma Gandhi )

Admin mengatakan...

Sip Markusip.
Aku Setuju ama Yang INI.

Memang ketika kita dihadapkan satu Masalah, sering terjadi pertempuran dalam batin.
Tentang harus Maju, dengan Resiko sesuatu.
Atau diam dengan Resiko tak apa-apa, tapi kadang terinjak.
Atau bahkan Mundur, dengan maksud menghindar tapi ternyata malah diuber-uber.

Yang Pasti apapun TINDAKAN KITA ada RESIKO-nya. Sekecil apapun, maka ada Tuntunan / Ajaran entah berupa STRATEGI, POLITIK, AGAMA bahkan ILMU MALING sekalipun agar kita TAU Persis RESIKO yg akan dihadapi.

Tapi Orang yang keluar sebagai PEMENANG adalah yang Ketika ia bertindak selalu didasari kata HATI MURNI-nya.

Sorry di Kotak Koment di salah satu Blog Teman aku gak setuju tentang BANGSA AYAM KAMPUNG.

none mengatakan...

setuju mbak (eh..itu dua kata ya? eh..kok jadi 8 kata? aduuuh...)

*kata mbak tisti kan "tulislah komentar, walau hanya satu kata" :p *

ellysuryani mengatakan...

Ayo jangan lumpuhkan hati nurani kita. Ajakan yang hebat, tulisan yang hebat mbak. Ya mari kita mulai, mulai dari yang kecil, mulai dari diri kita sendiri, dan mulai dari sekarang. Nice posting. Sukses dan barokah untukmu saudariku.

FATAMORGANA mengatakan...

Dibutuhkan reformasi total, reformasi yang sungguh-sungguh membawa perubahan yang dapat mengangkat Indonesia dari keterpurukan.

Reformasi yang harus dibarengi dengan restorasi nurani!

Fanda mengatakan...

Aku suka dgn kata2 bapaknya mbak Tisti: "Perikemanusiaan atau kasih memang sepintas tampak lemah tapi kalau kita bisa memanfaatkan energi yang tersimpan di baliknya, kelemahan itu bisa berevolusi dan menjadikan kita individu yang sangat kuat".

Setuju mbak, marilah kita lebih bijak dalam menyikapi segala sesuatu.

Dream Competition mengatakan...

betul sekali sis,saya setuju banget.akhlaq atau moral dulu yang harus di benahi pertama kali.

attayaya mengatakan...

lha kemaren ikut demo 98 tho mba?
mantap

laksamana embun mengatakan...

Wow... Dengan Bc Pesan darI Fb bisa bWt post yang Segini bagus Teh? Excellent...

Nice Post....

Enno mengatakan...

setuju...
tulisannya menggugah bgt!

btw aku ga jd hiatus kok...
abis temen2 bilang gak boleh

:P

lagi usil mengatakan...

wah, dalem bgt mbak maknanya. entah bagaimana kita telah kehilangan atau menindas sifat-sifat halus dan luhur dalam diri kita, dan menyuburkan sifat-sifat ganas sebagai pelarian dan pengingkaran akan ketidakmampuan diri (halah....).
tp mbak, reformasi tak harus disesali justru harus disukuri. krisis moneter dialami bangsa ini karena terlambatnya reformasi dan korupnya pemerintahan saat itu. kalo saat itu tidak terjadi reformasi, mungkin akan lebih banyak lagi aset bangsa yang terjual, dan lebih banyak lagi daerah yang melepaskan diri. kaleee :)

st_hart mengatakan...

kini saatnya memandang dengan kacamata universal. bukan aku dan kamu, aku dan dia, aku dan mereka, tapi kita dan kita.

sushi kili mengatakan...

ku dukung tulisan -mu, biar pada berasa yg hanya berkoar-koar..tanpa action yg beradab...hanya mengatasnamakan rakyat kecil melulu....semaoga di bulan suci ini bisa jadi refleksi bagi yg suka memuja teriakan lantang....

lintang mengatakan...

nich posting setuju banget mungkin aku gak perlu banyak bicara api bagaimaa mulai menerima tantangan itu .

None mengatakan...

amin,semoga bisa dan akan terus berusaha :),melawan sikap paling benar :)! karena kita banyak salahnya dari pada benernya :) (kyk aku ni :D)

lagi usil mengatakan...

trims mbak supportnya :) wah puisinya keren n dalem bgt hihihi.....
*btw ternyata asik juga posting puisi yah, bisa singkat, cepet n ga usah berlama2 mikir ngerangkai kata.....loh malah curhat sendiri!*

suryaden mengatakan...

menanamkan rasa harus selalu belajar pada diri sendiri adalah cermin kedewasaan dalam berpikir... sip

tambal BAN mengatakan...

SETUJU....!!! buanget

Ocim mengatakan...

saya bru pertama mampir nie, salam kenal mba

-3- mengatakan...

'ni dia artikel yang paling aku suka dari mbak tisti ...

Rosi mengatakan...

intinya qt hrs mengamalkan butir2 pancasila dan dasa darma pramuka hehehe. jadi Patriot yg sopan dan kesatria ;-p

attayaya mengatakan...

duuuuh... lemesnya siang ini

ani rostiani mengatakan...

Mbak, saya sangat setuju dengan kata bijak dari bapaknya, sebab memang dalam kelembutan kasih tersimpan kekuatan energi yang dahsyat bagi sebuah perubahan sistematis. Coba kita semua mau memelihara kasih itu, ya! Bisa kok mbak : mulai dari rumah-rumah kita!! Insya Allah sepuluh tahun ke depan anak-anak kita, dari rumah-rumah kita, menularkan kasih itu kepada dunia. Insya Allah!!

BrenciA KerenS mengatakan...

Mbak, pemikirannya bagus sekalii... semuanya dikembalikan ke pribadi masing2... sudah bersihkah jiwamu??

buwel mengatakan...

Woooowww mantabbb mbak.....Si dalam cinta kasih tersimpan kekuatan yang 'mengerikan' ya....:)

A-chen mengatakan...

Siip markusip deh....dalem banget maknanya...

Unknown mengatakan...

wah, mbak pernah ikut demo toh? seru banget ya?

btw, perubahan memang tak selalu membawa efek positif. efek negatif selalu saja ada.

Remba mengatakan...

Aku udah komentar di blog kamu, bales komentar aku ya

………………….._,,-~’’’¯¯¯’’~-,,
………………..,-‘’ ; ; ;_,,---,,_ ; ;’’-,…………………………….._,,,---,,_
……………….,’ ; ; ;,-‘ , , , , , ‘-, ; ;’-,,,,---~~’’’’’’~--,,,_…..,,-~’’ ; ; ; ;__;’-,
……………….| ; ; ;,’ , , , _,,-~’’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ¯’’~’-,,_ ,,-~’’ , , ‘, ;’,
……………….’, ; ; ‘-, ,-~’’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;’’-, , , , , ,’ ; |
…………………’, ; ;,’’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;’-, , ,-‘ ;,-‘
………………….,’-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;’’-‘ ;,,-‘
………………..,’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;__ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘-,’
………………,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;,-‘’¯: : ’’-, ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; _ ; ; ; ; ;’,
……………..,’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;| : : : : : ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ,-‘’¯: ¯’’-, ; ; ;’,
…………….,’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘-,_: : _,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; | : : : : : ; ; ; .|
……………,’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ¯¯ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;’-,,_ : :,-‘ ; ; ;|
…………..,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ,,-~’’ , , , , ,,,-~~-, , , , _ ; ; ;¯; ; ; ; ; ;|
..…………,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;,’ , , , , , , ,( : : : : , , , ,’’-, ; ; ; ; ; ; ; ;|
……….,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;’, , , , , , , , ,’~---~’’ , , , , , ,’ ; ; ; ; ; ; ; ;’,
…….,-‘’ ; _, ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘’~-,,,,--~~’’’¯’’’~-,,_ , ,_,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘,
….,-‘’-~’’,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; | ; ; | . . . . . . ,’; ,’’¯ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ,_ ; ‘-,
……….,’ ; ;,-, ; ;, ; ; ;, ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘, ; ;’, . . . . THAT'S JUST WRONG---‘’’
………,’-~’ ,-‘-~’’ ‘, ,-‘ ‘, ,,- ; ; ; ; ; ; ; ; ‘, ; ; ‘~-,,,-‘’ ; ,’ ; ; ; ; ‘, ;,-‘’ ; ‘, ,-‘,
……….,-‘’ ; ; ; ; ; ‘’ ; ; ;’’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘’-,,_ ; ; ; _,-‘ ; ; ; ; ; ;’-‘’ ; ; ; ‘’ ; ;’-,
……..,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;¯¯’’¯ ; ; ; ; ; ; ; ; , ; ; ; ; ; ; ; ; ;’’-,
……,-‘ ; ; ; ; ; ; ; ,, ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; |, ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ‘-,
…..,’ ; ; ; ; ; ; ; ;,’ ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;|..’-,_ ; ; ; , ; ; ; ; ; ‘,

ivan kavalera mengatakan...

mari mengasah nurani dan idealisme. Berat, sih. Tapi bukankah hitam putih memang ditakdirkan harus ada? Mari ke jalur putih!

Tisti Rabbani mengatakan...

tes dulu, liat komentarnya...

Rosi Atmaja mengatakan...

mampir lagi hehehe... nampang ....nyepam

Bana Zulkarnain mengatakan...

yep.moga2 kt selalu mndptkan yg benar jgn baxak yg salah x.............

tukeran link ya,q udh pasang link u

Marshmallow mengatakan...

wew! saya merasa tulisan ini berapi-api. kesal sekali sepertinya, mbak? tapi wajarlah, saya juga bisa merasakan hal yang sama terhadap rekan-rekan seperjuangan yang ujug-ujug telah melupakan tujuan perjuangannya setelah merasakan kenikmatan dari apa-apa yang dulu dikritisinya habis-habisan. huah! itulah tindakan orang yang tidak konsisten. semoga kita terhindar dari kelumpuhan nurani semacam itu.

ivan kavalera mengatakan...

Mampir untuk kembaliin sandal yg tertukar di rumah mbak Ateh wkwkwkkwkwkwk

attayaya mengatakan...

datang mo subuhan

reni mengatakan...

Wah.., mantap nih mbak. Petuah sang ayah juga keren banget...
Memang saat ini banyak orang yang merasa dirinya paling benar sehingga orang lain dimatanya salah semua.
Semnoga kita selalu diberi bimbingan untuk memilih yang benar ya mbak... Amin.

NEYNA mengatakan...

helluw mba....
ternyata org yg berkomentar diblog terasingku adalah blogger yg keren n istimewa,terlihat dr postingannya ntuh....^__^

sblmnya,thnx bgt udh "ikhlas" mampir dblogku.jujur,membaca komen mba rasanya "beda".hehehe...

sekarang jogja mengobati "luka"ku mba.bener kata mba,jogja mncintaiku dg menghadirkan aroma khas yg g ada dikota lain.alhamdulillah,betah banget dijogja walopun blon bisa bhsa jawa,hehhe...*khusus yg ini,susah bgt..

aku msh kul sem 5 di UII.kebetulan,rezeki ku disitu.
wah,dpt jodoh dijogja?aku malah ga kepikiran mba.soale klu dpt jodoh org yg jauh dr kampungku bikin susah mudik,wkwkwkwk....

mba tinggal didaerah mana???dulu kul dmn????

asyiikkk,ketemu senior neh.bisa ditodong bwt ngasihin referensi,tentang hidup juga (yg kebetulan hmpr sama).

ohya,salam kenal kembali mba....
ku pasang link nya mba diblogku deh,biar gampang klo kapan2 bertamu lagi....

^__^

lintang mengatakan...

sangat menarik dengan kata lain jangan biarkan kita menjadi seorg oportunis yang menghalalkan segala cara hanya utk kepentingan kita semata. salam sayang

Rachel mengatakan...

Benar Mbak Tisti,
Perang yang paling sulit adalah perang melawan diri sendiri, mengalahkan sifat angkuh, sombong dan selalu merasa paling hebat dn menang sendiri.
Btw, peer award darimu Sis ... baru selesai dikerjakan.

NURA mengatakan...

salam sobat
setuju mba,,jangan lumpuh nurani kita,,karena kalau lumpuh sudah,,,jadi ngga bisa mikir lagi mana yang baik mana yang buruk.

anazkia mengatakan...

Sulit memang mbak. Mbak, saya pulang dulu, gak mau komentar panjang2. mau bebenah diri dulu.. :)

anazkia mengatakan...

oh ya, maaf yah mbak.. saya selalu telat datang. kadang timingnya gak tepat aja saat mbak ngepost, saya gak lagi ol (ini jurus ngeles) :)

Ratusya mengatakan...

hai hai mba tis, maab baru mampir, sama loh koneksinya ampyun2an. pussssiiiinggg.

hm... ada banyak orang2 yang berpikir sama seperti kita dan sayah termasuk ke dalamnya. Kemana mereka semua yang berkoar2 demi kemajuan indonesia? setelah terpilih malahan ga jauh beda ama pejabat2 lain yang mentingin kepentingan pribadi & golongan. Kapan Indonesia bakalan maju kalo gini terus? bukan begitu?

ceritatugu mengatakan...

berkunjung di pagi hari
aku dah balik follow

attayaya mengatakan...

takjilannya masih ada sisa ga?

minta dong satu biji

Mengembalikan jati diri bangsa mengatakan...

sesungguhnya perang yang paling besar adalah perang melawan hawa nafsu
Betuk bgtu sis?

Unknown mengatakan...

salam kenal sis
senang bisa berkunjung kesini

Ibnu Mas'ud mengatakan...

Pertama mampir... salam kenal mbak...

Ibnu Mas'ud mengatakan...

sebenarnya setiap manusia pasti bertempur melawan hawa nafsu....

Jika kita menang, nurani pasti akan berbicara...
Jika kalah, bersiap - siap saja menerima akibatnya...

ateh75 mengatakan...

Mampir ssetelah selesai subuh..

kemana ya yang punya rumah..bobo lg kali ya..

ya udah pamitan deh..mari mba Tisti yg maniez hehehe

aku pulang ..wassalam.

yuni mengatakan...

duhh mbak tisti, saya benar2 kagum dengan mbak...

sigit mengatakan...

mari kita sukseskan..dengan berjuang tanpa kenal tetesan keringat..

semangat...

Unknown mengatakan...

pagi mbak..

vie_three mengatakan...

itulah gunanya sikap rendah hati, gak boleh sombong dan merasa diri ini yg terbaik dari laennya.... :D

buwel mengatakan...

siang mbak.......met berpuasa....:)

A-chen mengatakan...

hepi ramadhan

Unknown mengatakan...

yuhuuuu
aku dtg lg stlh (sok) hiatus...
ehmmm....
hmmm...
tis, keknya komengan ttg postingan ini ntar aja ya, msh gk masuk otak gw hahahha

Love me Tender mengatakan...

postingan yang menarik, salam kenal :)

lagi usil mengatakan...

mampir malih mbak, kados pundi kabaripun, sae2 mawon to?
koq dereng dipun apdet njih? puisi mawon mbak, cepet tur gampil hihihi...

alamendah mengatakan...

Tampaknya kita terlalu berpacu dengan materi sehingga melupakan nurani.

isti mengatakan...

mbak, aku tidak ingin berkoar-koar. Aku juga ingin melakukan sesuatu buat negeriku. Hanya ini yg bisa kuberikan www.theamazingindonesia.blogspot.com. Semoga ini bisa bermanfaat

buwel mengatakan...

malam mbak tisti...maab baru mampir....:)

a-chen mengatakan...

berkunjung ke rumah sahabat....^_^

ivan kavalera mengatakan...

Assalamualaikum, bunda Tisti. Udah sahur belum nih?

Rosi Atmaja mengatakan...

Mampir lagi mbak..... ho Ho

TRIMATRA mengatakan...

jadi teringat kata2nya CHE..."jika hatimu tergetar marah menyaksikan setiap ketidak-adilan maka engkau adalah kawanku.."
Contoh globalnya gini dech,,,hikz bahasanya kok pake dech toch...

Ajeng mengatakan...

Wah,postingannya dalem nih mbak.. Semoga kita tidak termasuk golongan orang2 yang merasa dirinya paling benar ya mbak..

Eko Madjid mengatakan...

Mantap...
Teruslah berkarya...

NURA mengatakan...

salam sobat
berkunjung kesini lagi

Ada AWARD sederhana untuk mba TISTI ,,mohon diterima ya,,,di blog NURANURANIKU.
trims.

attayaya mengatakan...

mencari kolak dan lumpia ayam

lagi usil mengatakan...

kunjungan balik....wahai penikmat ondhol2 alias polkadot hihihi..... *ndak ada shoutbox ke sini aja...*

Saung Web mengatakan...

Postingan yang bagus bu.. penuh inspirasi dan sangat kental dengan pesan moral... makasih ya n salam kenal dengan Saung Web.. selamat ber malam lailatur qodar

hari Lazuardi mengatakan...

nurani seperti yang ada dalam sepenggal lirik lagu band NETRAL..

Posting Komentar

Tulislah komentar, walau hanya satu kata....
^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Followers

©2009 Tisti Rabbani | by TRB