Loading...

Jumat, Agustus 21, 2009

Tentang Sebuah Nyanyian

tahu kah kau?
tentang sebuah nyanyian
bukan sembarang nyanyian
ialah yang bisa menyentuh sukma
yang terserak entah dimana

sebuah nyanyian yang keluar dari jiwa

tahukah kau?
jiwa yang bernyanyi itu?

ialah yang bermesraan
di sepertiga malam

terkadang berbisik
terkadang merintih

merangkai kata
hanya untuk memenuhi hasrat cintanya

kala jiwa lain terlena
pada selimut pekat

nyanyian jiwa itu
tetap bersenandung
melantunkan melodi cinta
yang hanya ia dan Rabb-nya

merasakan
kebahagiaan
tiada tara

terlalu indah
untuk di ungkapkan

kala ia bermesraan
dengan Sang Pecinta Sejati....




Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kesempatan untuk berpuasa Ramadhan dan mendirikan Qiyamu Ramadhan, dan jadikanlah kami di bulan Ramadhan orang-orang yang diterima amalan-amalannya dan jadikanlah kami di bulan Ramadhan orang-orang yang dibebaskan dari api neraka.
Amin.


READ MORE - Tentang Sebuah Nyanyian

Selasa, Agustus 18, 2009

Award dari Sastra Radio



Aku punya keyakinan yang aku pegang dari dulu. Bahwa dalam perjalanan hidup, kita seharusnya selalu mencoba meraba peta implisit yang dibisikkan Sang Khalik melalui barisan tentara langit-Nya. Sehingga apapun kondisinya, sepertinya kita harus menemukan “the thin red line” alias pemaknaan yang bergolak didalamnya terlebih dulu, sehingga apapun yang terjadi, mau itu baik ataupun buruk, kita bisa lebih mensyukurinya aja.

Begitu juga dalam hal memaknai arti "pekerjaan". Kita harus bisa bekerja berdasarkan PASSION. Maksutnya ya.. being happy dengan apa yang kita kerjakan plus ( kalo bisa) punya lingkungan yang juga mendukung. Pokoknya kata orang yang bijaksana , just don’t waste your time, pokoke jadikan pekerjaan itu berarti dalam hidupmu.

Seperti halnya yang aku lihat pada seseorang (walaupun baru kenal, tapi bisa nih kebaca di blognya) Menjadikan passion bakatnya menjadi suatu pekerjaan yang berarti sekaligus mendukung minatnya di dunia sastra. Bang Ivan Kavalera, sang penyair dari Satra Radio. Apresiasinya yang begitu tinggi terhadap dunia sastra, mengantar abang ini pada suatu pekerjaan yang membuatnya merasa nyaman, penyair sekaligus penyiar radio membawakan program sastra.

Dan beberapa hari lalu, bang Ivan telah sudi memberikan bingkisan berupa International Blogger Community Award padaku. Sebenarnya aku sendiri pernah menerima award ini beberapa bulan lalu. Tapi, tak apalah demi persahabatan dengan bang Ivan aku terima award ini dengan senang hati. :)

Oya, ada tugasnya nihh. Begini, nih aturan mainnya...

Berikut adalah aturan BLoGGiSTa iNFo CoRNeR yang harus dilakukan oleh si penerima award.

Rules ( Aturan ) :

1. Link the person who tagged you ( Tautkan dengan orang yang men-tag anda )

2. Copy the image above, the rules and the questionnaire in this post. ( Copy gambar di atas berikut aturan dan pertanyaan pada postingan ini)

3. Post this in one or all your blogs. ( Posting award ini pada satu atau pada semua blog milik anda )

4. Answer the four questions following these rules ( Jawab empatt pertanyaan di bawah dengan mengikuti aturan yang ada

5. Recriut at least 7 friends on your blogroll by sharing this with them ( Rekrut sedikitnya 7 orang teman yg ada pada blogroll anda lalu berbagi award ini dengan mereka )


6. Come back to BLoGGiSTa iNFo CoRNeR ( PLEASE DO NOT CHANGE THIS LINK ) at http://bloggistame. blogspot.com and leave the URL of your post in order for you/ your Blog to be added to the Master List. ( Kunjungi BLoGGISTa iNFo CoRNeR jangan di ubah linknya ) di http://bloggistame. blogspot.com dan tinggalkan URL blog anda untuk di tambahkan pada Master List ).



7. Have fun !! ( Selamat bersenang-senang)


Questions & Your Answer ( Pertanyaan & Jawaban) :

1. The person who tagged you (Orang yang men-tag anda) Ivan Kavalera


2. His/Her site's title and url ( Judul situs dan url-nya) http://ekspresiradiocempaka.blogspot.com


3. Date when you were tagged ( Tanggal ketika men-tag anda ) : 12 Agustus 2009


4. Persons you tagged ( Orang orang yang anda tagged atau yang di beri award ) :


Itulah 7 teman blogger yang bakal meneruskan award plus tugas ini. Semoga berkenan..





READ MORE - Award dari Sastra Radio

Sabtu, Agustus 15, 2009

Too Smart and Too Complicated


Sebenarnya sudah beberapa tahun lalu , aku mengenal pria pendiam ini. Dia adalah teman sekelasku waktu kuliah dulu. Orangnya lebih banyak diam, dan lebih senang menghabiskan waktu di perpustakaan ketimbang nongkrong di kantin kampus bareng kami. Wajar kalau dia memang satu2 nya mahasiswa yang lulus tercepat di angkatan kami. Dia salah satu yang lulus dengan predikat 'cum laude' di kampus ketika itu, dengan IPK jauh di atas rata rata.

Perjumpaanku dengan dia terjadi pada saat kami sama2 mengikuti satu seminar di suatu tempat, minggu kemarin. Perbincangan terjadi saat 'coffee break'.
Setelah beberapa saat kami memulai percakapan, aku menemukan sesuatu yang aneh pada dirinya..

He’s way too smart and too complicated. Setiap percakapan selalu di artikan atau di jabarkan dengan symbols, enigma, expressions..
even the simple one..


Dia membuatku selalu berpikir, berpikir selama....ada deh 5 menitan ( T__T) , cuma buat mencerna kalimat yang dia katakan untuk di translate dalam otak ku...

5 minutes is wasted only to interpretate a sign from his brain wave.... sigh!...


Contohnya, pria satu ini pernah bilang sama aku:
"Jiwamu bervibrasi di satu titik dalam lintasan domain pikir yang kamu ciptakan sendiri.."
[D4mn Dude!! try to read it in a simply one inhale.. I bet you can't!!]


Kalau ada yang ngerti tunjuk tangan!!.....


Dia juga bilang kalo ternyata aku itu suka hal-hal yang paradok, [entahlah, apa maksutnyah!...]


Dia juga bilang: "Waktu hati ingin menumpahkan ekstase, tangan jadi terlalu lambat untuk ngetik sms", [artinya: jempol gue pegel nih sms-an, telpon2an aja siiiyh...] :P


Dia juga bilang, "Semua bisa mutlak dan nisbi ", [artinya: itu relatif]


Dia juga pernah bilang, "Itu cuma redaksi pujian standar, coba tolong dibuat formula pujian yang lebih berkelas dan sophisticated",
[artinya: plis deh, kalo mo muji gue nggak usah gitu, langsung aja....] ( >_< )


Dia juga pernah ngasih comment di FB teman, "Cinta selalu menawarkan kepuasan atau kebahagian.. tapi Cinta…menawarkan kematian untuk merengkuh zenithnya…",
[artinya: makanya, kalo nggak mau sakit, jangan pacaran!!]


Atau ini, " Karena kekurangan “Pasar Keteladanan” dlm komposisi tertentu..." hhh... T__T [tuh tuh tuh kan? yang itu kayaknya aku butuh 3 hari buat mengartikan..]


Fiiiuuuuhhhh [cabeee deee......]


Secara keseluruhan sebenarnya dia menarik, dan juga sangat complicated , memang... (excluding sophisticated of course).... Kelihatan kan dia punya cara sendiri untuk explore himself.


Tapi entah... Kok dengan melihat dia yang begitu, aku merasa, kalo dia terlalu kecewa sama dunia, terlalu kecewa sama kondisi yang selalu nggak men-define the riddles of his own mind
[nah aku mulai ketularan kan ngomong kyk dia?]


Hahaha... gilanya, aku jadi ngebayangin istrinya. Pasti sang istri musti bawa kamus kesana kemari kalo ngomong sama dia..


Busyeeeettt…
gimana cara orang kayak gini beromantis2 ria ya??


Akhirnya, aku jadi berpikir alangkah indahnya jadi orang dodol seperti aku yang tak perlu mencerna kata-kata karena mereka tak ada artinya apa-apa. Aku lebih senang melihat bunga merekah, kabut menggelayut, pohon pinus berbaris indah atau sawah yang menguning, dan anak-anak bermain bola sambil tertawa bebas ... ^_^



If you are enjoying a cup of coffee and you understand the bitter and the sweet of life, you will really enjoy the cup of your coffee then. So, not knowing is also a blessing.



READ MORE - Too Smart and Too Complicated

Selasa, Agustus 11, 2009

Love Jogja and U....


Dalam sebuah gerbong Kereta Api Argo Lawu jurusan Jakarta - Yogyakarta.


Jarum jam masih berada di angka 10. 10 wib.


Sudah bermenit-menit aku memandangi dinginnya kaca buram dari dalam kereta yang basah namun sama, tanpa rasa. Butir hujan yang bermain-main di luar masih bulat utuh dan tak tersentuh. Hmm, nggak ada kecemasan, nggak perlu penantian, hujan kali ini turun dengan kepasrahan yang mengaggumkan. Begitu deras, begitu lepas, namun pasrah dan begitu indah.


Entah sudah berapa ratus kali ku buka majalah wanita - yang tadi aku beli di peron stasiun Gambir. Aku bolak balik halaman demi halaman dengan perasaan nggak karuan. Pun setiap orang yang lewat, sepertinya memandang haru padaku. Well, off course, that's because I'm the one who's sitting alone there.

Sudah beberapa minggu kemarin aku hadir dan eksis kembali di kota kelahiranku, Jakarta, yang sumpek, uyel-uyelan dan nggak kalah semrawut bin macet bak neraka, ( walaupun sebenernya aku belum pernah mampir kesana :p) . Bukannya belagu, after all, aku ngerasa kehilangan sesuatu aja.

Kangen dengan suasana Jogja yang adem ayem; banyak motor - walaupun agak macet tapi tidak crowded. Kangen saat senja, melihat begitu banyak orang pulang-setelah bekerja di kota- dengan menggunakan sepeda. Pemandangan yang tidak aku dapatkan di kota Jakarta.

Belum lagi rasa kangen ku dengan suasana Bebeng-Lereng Merapi yang hampir tiap sore aku sambangi sekedar menikmati udara sejuk disana atau melihat lava merah yang turun meleleh di puncaknya. Atau sekedar berjalan kaki di seputaran Malioboro sembari menikmati sepotong lumpia. Lalu singgah sejenak di alun alun utara menyeruput wedang ronde dan jagung bakar. mmm...nikmat.

Hujan masih menampakkan keanggunannya. Derai airnya terus bergulir di kaca gerbong ini. Ada segumpal udara beku aku hirup, pun rindu yang terbawa tak membuatku bergeming menatap hujan di luar sana.

Kebenaran kadang memang sukar di pahami dan hanya bisa kita rasakan. Seperti halnya rasa yang tanpa kita sadari bertumbuh, ketika kita coba meraba dan tergagap dalam usaha mendefinisikan cinta yang bersemayam di dalam dada.

Tapi, semua nggak berjalan sebagaimana yang aku duga. Walaupun kita satu, kita masih bicara dalam bahasa dan berada pada ruang dimensi yang berbeda. Tapi aku bahagia kok, paling tidak untuk memulainya, aku buang semua standar bahasa dan dimensi duniaku, dan aku rela melakukannya.

Well, life is just like taking picture, exposes for shadow and develop for highlight.
Jadi untuk memulainya sekarang, semua bait "walaupun" tadi akan menjadi tanggunganku. Dan dengan semua ketentuan Allah bagi kita aku akan mencoba ikhlas menerima kondisi itu. Seperti yang pernah dikatakan seseorang padaku dahulu, bahwa manusia beradab adalah juga yang tahu membalas budi. Dan aku berusaha memenuhi kebaikan itu, walau agak berbeda. Aku nggak tau sama sekali bagaimana aku harus membalas semua kebaikan yang telah menyentuh lubuk terdalamku.

Bersamanya, ya, bersamanya... aku merasa jadi manusia yang lebih baik, yang ikhlas, yang percaya bahwa cinta itu memaafkan, yang mampu untuk mengakui kekalahan, yang mampu menerima keadaan, yang mampu menolong siapapun yang membutuhkan, yang mengajarkan aku untuk tetap berdzikir dan mengingat bahwa diatas langit masih ada langit.

Awalnya aku meragu. Ternyata pria sesederhana inilah, yang mampu meruntuhkan tembok itu. Sehingga pada akhirnya aku menyerah, dan menerima bahwa mencintai pada akhirnya bukanlah menjadi satu pilihan melainkan menjadi sebuah keputusan.

Laju kereta pun melambat, makin melambat seiring bunyi keras peluit kereta. Tulisan Stasiun Tugu Yogyakarta pun jelas terbaca olehku. Ah, lega rasanya sampai di jogja lagi.
Bergabung dengan kerumunan orang dan tas bawaanku, aku bergegas melangkah menuruni tangga kereta.

Tiba tiba. Disana, di ujung sana....aku melihat seorang laki laki memakai kemeja flanel kotak kotak, yang dengan yakinnya menghampiri aku. Seorang laki laki sederhana dengan bola mata yang cahayanya mampu menenggelamkan dunia ku. Yang tiap tatapannya mampu menyusuri tiap mimpi-mimpi ku selama ini. Dia melambai dengan ceria.

Dan aku, aku merasa aman berjalan disisinya. Ku harap ia juga mau meniti jalan itu bersamaku.

Tuuh, kaann...gimana gak ' Love Jogja and u '.... cobaaa.....???


*Tuhan, beri kami hati untuk menerima segala sesuatu yang tidak dapat kami ubah, beri kami keberanian untuk merubah segala sesuatu yang dapat kami ubah, dan beri kami kebijaksanaan untuk membedakan keduanya....*


Jogjakarta, Januari 1995

READ MORE - Love Jogja and U....

Sabtu, Agustus 08, 2009

Pinky Template, Pinky Award and The Others


"Lha, kok ono ondhol-ondhole, warna pink lagi..." kata suamiku dengan heran. Ketika melihat aku sedang asyik utak atik template ini. Gak heran, kalau suamiku bilang begitu, soalnya dari dulu, aku memang gak suka dengan warna2 pink dan turunannya. Aku bukanlah tipe sosok yang girly, cute, manis, manja...(grup). Tapi bukan juga cewek tomboy. Hanya, memang tidak suka pernak pernik imut nan lucu lagi pink. Pokoknya.... bukan boneka, bukan bunga......bukan sesuatu yang merah muda (soul id banget deeeh!).

Tapi, mungkin Tuhan membalas segala perbuatanku yang membenci warna pink. Hingga pada suatu masa (waktu aku sedang hamil anak ke dua..) aku menjadi begitu tergila gila dengan warna yang dulu aku gak suka sama sekali. Hehehehe...
Setiap ada benda; entah itu baju, sepatu, sendal, tas, bahkan (maaf) daleman pun aku beli bila ada yang berwarna pink.
Pernah, ketika suatu hari saat jalan2 di mall aku 'ngambek' sama suami yang gak setuju ketika aku dengan sangat antusias memilih celana jeans (bergambar bunga2) warna pink lagi!. Entahlah, pokoknya pada saat itu rasanya jeans itu memang dibuat hanya untukku.. (halah!)
"Norak banget, sih!"...kata suami sambil jalan meninggalkan diriku yang termangu terpesona dengan jeans itu.

Ingat juga, ketika saat acara keluarga aku berpenampilan serba pink. Dari jilbab, baju, tas, dompet sampai sepatu dan... jeans! (yg akhirnya aku beli tanpa sepengetahuan suami) . Sampai kakak dan adikku (dan seluruh kerabatku, off course!...) menatap aneh penuh jijay dengan penampakanku yang lebih mirip harum manis itu ketimbang cantik apalagi anggun. Tapi, tentu saja pada saat itu, aku merasa cuaantikk dan over PD. hahahaha....(maklum....bawaan bayi kalii...)

Kini, tentu saja tidak se-ekstrim 'kegilaan' ku pada warna pink di bandingkan saat hamil dulu. Koleksi barang2 pink bisa dihitung dengan jari. Eh, belum termasuk ini lhooo..., template ku yang baru..hehehe..
Pertama liat template ini aku suka, karena kelihatan minimalis, tak banyak gambar dan warnanya itu lhooo, pink dan abu2, menurutku warna pink dan abuabu adalah perpaduan yang manis dan berkesan modern. Mudah2an kali ini gak cepet bosen...

Oya, aku juga menerima bingkisan award dari sahabat2 yang kali ini almost bernuansa merah dan pink. ^_^

Yang pertama, Award dari Mbak Reni yang juga pemilik The Others; sahabat yang berasal dari madiun ini mengirimkan award yang bergambar bunga warna merah design by Fanda. Cantik, makasih ya Mbak..


Yang kedua , Award datang dari Fanny Sang Cerpenis, yang juga penikmat srawberry. Mmm...so yummi... awardnya pink lagi :)
Dua award ini juga asli design by Fanny. Thanks for your pinky strawberry award ya :)





Award dari Ivan Kavalera seorang penyair sekaligus tukang Sastra Radio. Kan kuterima uluran jabat erat dari sahabat. Terima kasih, bang...



Terakhir, rasanya gak pantes kalau aku juga tidak memberi bingkisan buat teman2. Award ini di buat akibat terkena demam virus 'bikin award sendiri' yang sangat menular itu. :)
Ya, ini adalah award yang sukses bikin aku cuti dari blogwalking dan posting.
Karena judulnya lagi tema Pinky (walaupun bukan bulan kasih sayang), jadi sengaja aku bikin award2 ini dengan warna2 pink. (sebenernya maksa, biar matching ama templatenyah..)

Pertama, Pinky Award


Award ini khusus untuk : Anazkia, Mbak Newsoul, Fanda, Mbak Reni, Inuel, Fanny Sang Cerpenis, Sofia, Itik Bali, Irma Senjaque, Quinie, Mbak Lintang, dan Mbak Lina
Semoga berkenan.

Award yang kedua, sebuah Coffee Cup Award

Aku beri kepada Buwel, Azzare, Bang Seti@wan, Bang Ivan Kavalera si Sastra Radio, Pak Kabasaran Sultan, Hari Lazuardi, Attayaya, Rio si Semut, Mas -3-, Sigit Bercinta dengan kata, Trimatra dan Laksmana Embun.
Semoga bisa menemani minum kopi disaat lembur blogging. :)


Kemudian Award yang ketiga, ini aku berikan kepada teman2 semua, yang telah sudi menyempatkan singgah di blog ku ini, serta sempat memberikan sepatah atau banyak patah kata di kotak komentar.



Aku persembahkan award ini pada: Zahra Khusnul Lathifa, Inuel, Mbak Newsoul, Anazkia, Mbak Reni, Fanny Cerpenis, Sofia, Mbak Nura, Mbak Lina, Mbak Lintang, Isti, Henny Capriyasa, Rachel Istebey, Buwel, Hari Lazuardi, Attayaya, Patahati, Liliperry, Angga Chen, dan Laksmana Embun.

Semoga berkenan :)

READ MORE - Pinky Template, Pinky Award and The Others

Senin, Agustus 03, 2009

Pada Sebuah Kabut


berdiri, mematung;

terlihat gelap

diantara desir angin;

ada jejak kaki

melintasi

padang rumput

di kesunyian hari;

getar pohon

adalah selimutnya;

menjelma hitam

dari sinar bulan

pada lereng goyah;

kemudian berbagi rahasia

pada sebuah bayangan putih

laksana bidadari turun

begitu anggun;

pada lengkungan pelangi

yang melindungi

dari kerusakannya;



READ MORE - Pada Sebuah Kabut

Sabtu, Agustus 01, 2009

Two Ways Of Live : with regret or without it....


The angel voices milik George Michael masih mendayu-dayu memanggil-manggil “Roxanne” yang seharusnya milik Sting. Café ini memang agak sepi pengunjung dibanding hari biasanya. Tempatnyapun nggak terlalu jauh dari rumah ku.


Maya masih menggenggam cairan bening berbau lembut yang sumpah, rasanya pasti menyengat ke otak lamat-lamat. Entah apa namanya. Sudah tiga gelas.... ini yang ke empat. Mata bulatnya bergerak-gerak, setengah sembab dan hampa tertutup gumpalan asap.


Belum lagi hembusan Black Slim yang baunya, asli... bikin aku pusing setengah mati. Tapi mau gimana lagi, aku pasrah aja pas mulut ini seenaknya mengatakan “Kalau mau merokok, go ahead...aku gak papa kok". Walhasil aku cuma bisa mingkem ngaduk-ngaduk lite-macchiato plus gula yang wanginya diperkirakan dapat menghapus segala lara di diriku (kalopun ada).


Aku cuma bisa lekat-lekat memandangi wajah putih Maya. Warna matanya merah, semerah mata jagoan anak ku waktu TK, Megaloman. Rambutnya yang terurai ringan, berwarna nggak jelas yang kadang hitam kadang pirang, membuat aku makin yakin, kalo Maya itu fans beratnya Megaloman.


Tatapan Maya terpaku beku dalam beningnya gelas kecil bening yang sedari tadi bermain lincah didalam genggamannya. Seperti biasa aku cuma bisa diam.


Butiran air matanya satu satu mulai jatuh.


Ponsel ku bergetar. Bojoku.


“May, gue harus pulang..” Ungkap ku pelan.


"Laki loe..?". Aku ngangguk pelan. “It’s okay, just give me a big hug like usual”.


Aku memeluk Maya.


Emang nggak gampang buat seorang Maya untuk ada diposisi: WIL, Wanita Idaman Lain, atau gampangnya wanita simpanan seorang laki-laki beristri. Menurutku Maya nggak deserve aja untuk dapetin itu semua. Dia pintar, cantik pula. Dan dunia ada di dalam genggamannya. Tapi aku juga nggak ngerti, kenapa dia musti milih jalan yang kayak gini.


Sebelumnya, dari dulu, dulu-dulu banget, sebelum semuanya jadi kayak gini, aku udah berkali-kali bilang ke Maya, “Better don’t start that fire..”. Tapi jawaban simple dan percaya diri Maya ngeluluhin rasa heran ku, “Loe tu ye, jangan terlalu serius gitu ah, gw ama dia cuman seneng hang out bareng aja kok. It’s just about having fun, I’m not taking it as my personal things.” Maya mengkodekan tanda kutip dengan jari-jarinya yang lentik. Lalu tertawa berbangga.


But look who’s laughing last.



Aku rasa emang nggak segampang yang ku kira. It’s so damn near impossible to find a good man who will gonna leave his wife, after you, which is a dessert, hidangan pencuci mulut!.


Dan setelah semua api itu terbakar, Maya cuma malu-malu memutar ragu, “I dont want you to forgive me, but I want you to understand, I simply can’t live without him”. Saat itu aku pengen banget teriak “But HE’S NOT YOURS!”.


Prinsip aku: Don’t ever get whatever things that is not yours!! It’s called STEALING! Since we’re a good people, we’re not STEALING!


Tapi mau gimana lagi, cinta itu buta. Kadang kalo udah badung dan kadung (alias telat, bahasa bojo ku), yang dimajukan bukan hati ataupun rasionalitas, melainkan nafsu setan alas. Tau deh bener apa kagaknya.


Aku jadi inget juga tentang suatu percakapan antara aku dan my beloved hubby:



Hubby: Dalam budaya Djawa, pria itu memimpin, dan wanita mengikuti.

Aku: Lalu kalau gitu, pria bisa memimpin seenaknya dong?

Hubby: Weh nggak gitu mbak. Maksutnya tuh gini, pria menawarkan langkah, dan wanita akan setuju dengan mengikuti.. dasar bolot..

Aku: (>_<)'.... biar bolot tapi kece...

Hubby: Kok Ragu gitu? Jangan Salah, bagaimanapun, mengikuti juga butuh kekuatan yang sama dengan memimpin..

Aku: Berarti keputusannya tetap di wanita ya?

Hubby: Iya dong!



Dada ku sesak, teringat Maya. Why did she choose to be so? Tapi aku tetap berusaha objektif (sesuatu disebut objektif jika ia bebas dari pengaruh perasaan, emosi atau pandangan sebelumnya).

Dan seperti apa yang dikatakan Rowena (Perfect stranger): Secret is great, until you get caught. Dan bisa ditebak, yang rugi tetap yang mengikuti, yaitu Maya. Untuk si pria sendiri (sebut saja Pak direktur Bejo), setelah semua terjadi, masih ada kemungkinan sang istri mau memaafkan segala kekhilafan Pak direktur Bejo.


Tapi coba lihat disisi lain, misalnya Maya memaksa Pak direktur Bejo untuk tetap menceraikan istrinya dan menikahi Maya, trus ternyata Pak direktur Bejo nggak mau. Semakin Maya maksa, semakin benci ajeh Pak direktur Bejo sama Maya. Dan konsekuensi lebih lanjutnya bisa ditebak lah. Maya nggak akan dapat apa-apa...


* There are two ways of live : with regret or without it...
READ MORE - Two Ways Of Live : with regret or without it....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Followers

©2009 Tisti Rabbani | by TRB