Hati perempuan tidak akan berubah karena waktu atau musim, walau akan mati selamanya, tidak akan pernah musnah. Hati seorang perempuan seperti ladang yang berubah menjadi medan perang, setelah pohon-pohon dicabut dan rumput-rumput dibakar dan karang yang merona karena darah dan tanah yang ditanami dengan tulang dan tengkorak, tenang dan sunyi seperti tak ada yang telah terjadi, selama musim semi dan musim gugur datang pada gilirannya dan hanya menyimpulkan pekerjaan. (Kahlil Gibran)
perempuan adalah daun dan lelaki adalah angin,
yang datang tiba tiba meniup rindu
menghembus asa membuai daun
hingga kadang daun menjadi hijau segar
namun ketika angin berlalu..hilang begitu saja
di putaran waktu..
daun itu menguning
sebelum sang waktu menjumputnya..
karena terjatuh di tanah..
inginku..
biarlah daun itu gugur karena kehendak sang alam
bukan karena tiupan angin kencang sang angin kembara
atau bukan karena tangkainya menjadi lemah
ketika tahu angin telah pergi
menghilang..
tanpa bekas
meninggalkannya layu
membiarkannya kering..
terjatuh..
terkubur debu bumi
itulah perempuan
tempatnya mencari kesejukan
dan dipaksa dikeringkan
yang sering tak terpikirkan
dilupakan akan kekuatannya
buat abadikan cintanya...
(secangkircoklat.com)
Belajar pada Pohon...
-
di sebuah bukit,
di atas air terjun,
ada sebuah pohon..
dimana langit biru berjalan di belakangnya..
angin dingin meniup pelupuknya..
dia menjulang berdiri...
13 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Tulislah komentar, walau hanya satu kata....
^_^